Jumat, 02 November 2012

Pengertian...

Bel istirahat berbunyi,aku ingat akan pesan temanku yang berkata bahwa aku harus menemuinya pada jam istirahat.
"Hey,ada apa?"
"Sebaiknya kita bicara ditempat lain saja" ujarnya
"Apakah kau mau mengantarku ke toilet?"
Aku dan dia berjalan sambil berbicara suatu hal,ya... ini tentang pacarnya
"Cis (nama panggilanku),apakah Fahmi punya teman wanita selain Vera?" dia memulai pembicaraan,aku mengerutkan dahiku. "Aku rasa tidak,aku tidak tahu. Aku jarang menge-chek handphone nya. Memang kenapa? Ada yang salahkah?"
"Oh tidak aku hanya bertanya,dan bagaimana perasaanmu bila dia berhubungan denga Vera?" tanyanya,kini aku mulai mengerti arah pembicaraan ini.
"Tentu aku kesal,ya kau tau lah,aku kan tidak suka dengan Vera. Semenjak kejadiaan itu"
"Pasti kesal bukan?"
"Sebenarnya ada apa?"
"Kemarin aku melihat handphone Sandy (Pacar Putri),ada sesuatu yang membuatku amat sangat sakit"
Aku menghela nafas lalu aku bertanya "Apa itu,dia lagi?"
"Ya kau tahu kan si Bogel Lenjeh,dia selalu mengganggu Sandy,aku tidak suka. Kemarin dia minta Sandy untuk mengatntarnya dikarenakan dia ada masalah keluarga. Sungguh keterlaluan,harusnya dia tau diri bahwa Sandy sudah punya aku"
"Ya aku tau itu" aku menjawab sambil berjalan masuk toilet,dia menghentikan pembicaraannya. Tak lama aku keluar.
"Lalu bagaimana?" aku memulai pembicaraan lagi.
"Aku serba salah,aku bahkan hampir menyerah karena ini. Walau sebenarnya aku sangat sayang pada Sandy" ujarnya. Aku tahu betul perasaan itu karna akupun pernah mengalaminya. Rasa itu sungguh meniksa batin. Entah bagaimana wanita itu bisa menyakiti hati Putri sekian rupa.
Kami mulai berjalan lagi ke kelas,aku duduk dihadapannya. Matanya mulai basah.
"Semua ini bukan salahmu,ini salah mereka. Kau tidak salah dan kau tidak perlu menangis" seruku menghibur.
"Dia Tidak pernah mengerti,aku hanya ingin dihargai. Aku pacarnya,mereka seakan menutup mata pada apa yang aku rasakan sekarang,aku tidak kuat kalau seperti ini terus" matanya memerah bercampur air mata.
"Dia tidak melakukan apa-apa untuk memperbaiki,dan tidak berusaha untuk menjauhi wanita itu. Dan wanita itu pula tidak tau diri. Seharusnya sebagai sesama wanita dia mengerti apa yang kau rasakan" aku berbicara seperti seoarng guru yang halus. "Ini hanya perlu pengertian. dan sepertinya kita harus bertindak" ujarku lagi.
Tak lama seorang wanita paruh baya datang dari kiri kelas,itu adalah Bu.Eli seorang guru agama.
"Nanti antar aku bicara dengan wanita itu" serunya
"Baiklah"

Bersambung...

Selasa, 23 Oktober 2012

Kosong

Jika kau mempunyai harapan,buanglah harapan itu jauh-jauh hingga kau tak bisa untuk berharap lagi. Harapan itu hanya omong kosong dan tidak akan pernah terwujud. Aku adalah orang yang membenci harapan,karena semua harapan itu KOSONG. Itu tak akan pernah terjadi,aku telah membunuh harapan ku dengan pacar ku,dan aku harap harapan itu tidak akan pernah datang lagi...

Minggu, 21 Oktober 2012

Lonely...

Hari demi hari berlalu,aku masih sendiri ditemani sepi yang tak kunjung hilang. aku hanya berharap ada sesuatu yang bisa ku mainkan atau semacamnya

Sabtu, 31 Maret 2012

Rasa Sakit nan Pedih

Hari ini adalah hari yang sangat buruk untuk ku,Tuhan :')
Hari ini penuh dengan cobaan batin yang kau berikan untuk menguji hamba.
Pertama,aku seperti tidak dianggap oleh "Teman-teman baru" ku,sewaktu tadi di sekolah aku berpamitan pulang pada mereka,aku berkata "Eh,aku pulang duluan yah?" dengan nada yang ceria,namun tak ada satupun dari mereka yang menjawab. Memang dari awal aku merasa minder pada mereka,merasa tidak pantas untuk berteman dengan mereka. Ya sekarang aku sadar aku mungkin tak pantas menjadi teman mereka,aku ingin kembali pada teman-teman ku yang dulu saja,cukup mereka teman yang setia untuk ku :')
Kedua,aku sangat kecewa pada pacar ku,dia bilang waktu kemarin malam dia tidak punya pulsa dan tidak mau membeli pulsa dengan alasan sudah larut malam. Namun aku memaksakan untuk selalu membeli dia pulsa sampai-sampai uang simpananku hanya tersisa Rp.1000,- . Tapi tadi sore dia bisa menonton sebuah konser musik di daerah Karawang :') Entah mungkin sekarang dia sudah punya uang dan aku sudah tidak perlu untuk membelikan dia pulsa lagi,karena akupun sudah kehabisan uang untuknya.
Ketiga,Mamah sudah berjanji akan memblikan aku sebuah anting untuk menghiasi telinga ku yang Gundul ini. Uangnya sudah di beri oleh papah sekitar 2 minggu yang lalu. Namun tak kunjung dibelikan juga,padahal aku udah menagih 3-4x namun yang aku terima hanyalah omelannya yang nyelekit dalam hatiku. Aku berusaha untuk mencerna,untuk menerima omelannya dan aku telan dalam-dalam di hatiku. Walaupun sesungguhnya itu sangat nyeri dibagian sini! Di bagian hatiku :')
Sejenak aku melepaskan sedikit kepedihanku,aku mandi. Mengguyur muka dan dadaku dengan air dingin yang mungkin saja bisa mengahapus sakit nan pedih di dada ku. Lalu,setelah aku mandi aku sholat terlebih dahulu,aku mencurahkan rasa pedihku kepada Sang Khalik. Dan aku berdzikir,lalu berdoa dan memohon agar aku bisa diberi ketabahan oleh-Nya. Lalu setelah aku sholat...
Keempat,papah ku. Aku bilang padanya bahwa aku sudah memesan baju pada Bibiku. Harganya Rp.60.000,- . Tapi papah bilang "Kan kemarin udah beli,ya sudah berarti sekarang kamu enggak dapet uang mingguan". Sungguh,Tuhan hatiku yang sudah terbasuh oleh air wudu dan disirami oleh dzikir kembali sakit dan menangis. Memang minggu sebelumnya aku sudah membeli baju seharga Rp.50.000,-. Tapi,aku rasa itu tidak terlalu memberatkan mereka karena aku lihat mereka mendapatkan banyak uang,kemarin. Kalaupun itu memberatkan papah,aku tidak akan meminta apapun dr papah,aku akan mengerti keadaan papah. Lalu aku memabalas "Kalau beli mainan buat adek sampe 100rb-200rb aja di beliin tapi aku cuman beli baju aja sampe diungkit-ungkit kepemilikan Netbook" aku berkata seperti itu. Lalu mamah menambahkan sesuatu kalimat yang menambah air mata dikelopak mata ku tambah tidak tertahan. Aku menangis,aku diam dengan semua perkataannya. Aku hanya terdiam di kamar sambil memainkan handphone.
Aku bingung henndak mengadu pada siapa,hendak curhat pada siapa aku tak tahu. Aku serasa menjadi orang yang termalang dibumi ini. Aku berusaha untuk menghentikan tangis ku,lalu aku bangun dan seperti sekarang,setelah menangis aku langsung curhat di blog ini...

Selasa, 13 Maret 2012

CINDY SAYANG...

CINDY,itulah nama adik pertama saya. Dia kelahiran 26 Agustus 2003.  Dan kini ia berumur 8 tahun. Dia sekolah di SD yang dulu di sanalah saya mengemban ilmu. Perawakannya sedang hanya saja badannya kurus. Sifatnya yang amat sangat pelit membuat saya geram dan tak jarang saya memarahinya. Tapi saya tahu sebenarnya dia itu tidak seperti itu mungkin dia memiliki sifat posesif terhadap barang yang dia miliki. Mungkin dia pernah kehilangan barang yang berharga dan dia mungkin saja mengalami trauma sehingga dia tak ingin melepaskan ataupun meminjamkan barang yang ia miliki kepada orang lain,karena ia takut barang yang ia miliki itu hilang kembali.
Tapi,sungguh malang adik saya ini,dia selalu di marahi oleh mamah. Tak jarang ia dipukul oleh mamah. Aku merasa kasian padanya,sebenarnya saya ingin merangkulnya. Namun saya gengsi,karena saya pun bukan kakak yang baik untuknya. Saya sangat menyayanginya,saya mencintainya. Entah walau aku sering memarahinya,meledeknya,menghina,bahkan menghujat dia,namun sepertinya dia slalu memaafkan orang-orang yang menyakitinya. Tak jarang saya melihatnya menangis di balik bantal gulingnya yang berwarna coklat itu,saya ingin berkata "Sayang,sudah jangan menangis. Kakak disini sama kamu,kamu enggak sendiri." tapi saya gengsi saya takut meneteskan air mata dihadapannya. Karena dimatanya saya adalah kakak yang jarang menangis didepannya,saya takut nantinya suasana malah semakin mengharu biru. Jujur saja,saya paling takut menangis.
Suatu hari saya melihat dia disiksa oleh mamah,hati saya seperti sobek terbagi-bagi ketika melihat adik saya disiksa didepan mata saya sendiri. Sungguh saya tidak tega melihatnya. Sakit saya melihatnya,lalu saya melerai mamah "Sudah Mah,sudah..." sembari saya ingin meneteskan air mata yang aku tampung cukup lama saat itu. Lalu setelah disiksa seperti itu Cindy lari ke kamar,seperti biasa dia memeluk bantal coklatnya lalu menangis di balik bantal coklat itu. Aku mendengar tangisannya namun tidak terlalu keras,mungkin tertahan oleh bantalnya. Saya tertegun mendengarnya menangis,lalu saya membelakanginya. Entah mata ini seperti sedang mengumpulkan air mata atau apa,seketika mata saya berkaca-kaca. Saya merasa bersalah padanya karena saya tidak bisa melindunginya,saya tidak bisa menenangkannya,atau saya tidak mampu untuk merangkulnya. Saya hanya bisa memeluk bantal seperti Cindy lalu saya ikut menangis dan larut di dalam kesedihannya. Dalam hati saya berkata, "Sungguh malang adik saya,begitu rupa dia disiksa oleh mamah. Rasanya hati ini ikut teriris,sakit rasanya. Saya bisa merasakan sakitnya."
Keesokan harinya,ketika Cindy sedang membereskan buku saya bertanya padanya.
"Ndy,kamu sebel enggak sama mamah? Kamu udah disiksa seperti itu sama mamah,pasti rasanya sakit dan sulit memaafkannya"
"Yaaah,Teteh (panggilan adik kepada seorang kakak (B.Sunda)) mamah memang seperti itu sifatnya. Untuk apa saya sebel sama mamah." dengan polosnya dia menjawab.
Dalam hati saya bergumam betapa  mulianya anak ini,tidak seperti saya yang dulu saya pernah benci kepada mamah karena disiksa. Cindy,walaupun dia menerima cacian dari mamah dan saya namun dia tetap bisa tersenym dan bahkan dia mampu bernyanyi. Hatinya bagai sekuat baja yang begitu kuat terhadap siksaan dan cacian. Bahkan dia sering menangis setelah di caci,saya mengerti perasaannya. Dia menangis duduk di kursi tamu,sendiri. Mata dan hidungnya yang merah sangat menunjukan bahwa dia telah mengeluarkan air matanya. Lalu tak berapa lama dia mampu tertawa,dan bernyanyi. Dan sepertinya dia pun mampu memaafkan mamah. Ataupun memaafkan saya.
Terimakasih,Tuhan...
Engkau telah menciptakan adik sekuat Cindy walaupun dia sangat pelit namun dia tetap mampu berdiri sendiri tanpa ada yang menemaninya. Karena mungkin Engkau selalu di sisinya. Tuhan,tetaplah disisinya dan kirimkanlah malaikat-malaikat Mu agar dia tidak kesepian. AMIN :')

Senin, 12 Maret 2012

Ayah Oh Ayah!

IBU,kata inilah yang saya tulis untuk membahas tentang "Ayah". Ada pepatah bahwa "Surga di telapak kaki Ibu",karena dia yang telah melahirkan kita dengan setengah nyawanya dia pertaruhkan demi lahirnya seorang anak nan-Lucu yang diidam-idamkan. Ibu yang menyusui,menyuapi,memandikan,bahkan ketika kita ingin buang air besar/kecil di tengah malam,Ibu rela bangun dari tidurnya yang begitu nyenyak. Dan pada pagi harinya Ibu harus membereskan rumah dan mengurus kita hingga malam mendatang lagi,begitu seterusnya hingga kita mampu mengurus diri kita sendiri. Namun terkadang kita yang sudah ramaja masih manja pada Ibu kita,masih minta disuapi dan harus menuruti kemauan kita. Tak lelah sepertinya seorang ibu merawat kita.
Tapi,apa peran seorang Ayah? Mungkin yang kalian pikir "Ayah hanya mencari nafkah saja,dan kita bisa menikmatinya sesuka hati",tapi sebenarnya tidak seperti itu. AYAH,adalah sosok yang tangguh. Dia banting tulang untuk mendapatkan sesuap nasi untuk anak-anaknya serta sang istri. Dari pagi hingga malam dia bekerja tanpa kenal lelah,karena ketika bekerja dia selalu memandangi foto anaknya di telepon genggamnya,atau dia sealalu memandangi foto anaknya di sebuah kertas foto. Itu akan membuat dia semangat bekerja lagi. Memang bagi Ayah yang wiraswasta (usaha sendiri) tidak terlalu pusing memikirkan anak-anaknya di rumah karena mungkin mereka sudah memiliki tabungan untuk bekal anak-anaknya nanti. Namun bagaimana dengan Ayah yang kerja kecil-kecilan dan menjadi PNS ada kemungkinan mereka di PHK atau perusahaan mereka bangkrut dan entah akan bekerja di mana. Ayah,tanpa nya kita tak mampu tumbuh seperti sekarang,walau kini banyak single parent's di Indonesia namun saya yakin anaknya pasti akan menanyakan siapa sosok ayahnya. Pasti mereka pun ingin seperti kalian yang memiliki keluarga yang lengkap,mereka iri dan mereka ingin merasakan bagaimana belaian dari sesosok Ayah yang selama ini kita abaikan posisinya di bandingkan dengan Ibu.
Bersyukurlah kalian yang masih memiliki keluarga yang lengkap dan jangan kalian abaikan salah satu dari mereka,sayangi ayah ibu kalian. Anggaplah mereka paru-paru kalian yang tanpanya kalian tak dapat hidup.

"Tanggung Jawab"

Saya saat ini adalah seorang Ketua Kelas di kelas saya namun saya sebenarnya tidak yakin dengan jabatan yang saya lakoni ini. Karena saya sadar bahwa saya merasa tidak pantas,namun saya terus mencoba hingga murid-murid dikelas bisa saya kontrol (kendalikan).
Sedikit saya gambarkan,dikelas saya itu murid-muridnya sangan LUAR BIASA,FANTASTIS,BOMBASTIC hebohnya. Saya hampir kewalahan menghadapi murid-murid seperti ini,dan baru saya temukan kelas yang se-RESE ini. Guru-guru yang masuk ke kelas saya hampir enggan dan malas masuk kelas saya,ya... seperti yang saya katakan bahwa kelas saya sangat heboh di banding dengan kelas lain yang lebih fokus dan diam. Saya coba untuk memahami hati dan perasaan mereka namun ternyata pemikiran kami tidak sejalan.
Tapi,di balik keburukan pasti ada kebaikan,di balik ada siswa yang rese pasti ada siswa yang patuh. Sebenarnya  murid yang nakal itu kira-kira 20 orang,sisanya patuh semua. Dan mereka menghargai posisi saya di kelas sebagai Ketua. Jujur saja,tidak jarang saya sakit hati pada murid yang rese,dada saya ini bagai dinjak-injak oleh mereka. Sepertinya,mereka menuntut saya untuk lebih tegas pada mereka namun apa daya,saya udah mencoba sekuat tenaga untuk tegas,namun ya itulah susahnya bukan main.
Suatu hari,saya menegur mereka. Memang saat itu tak ada guru yang mengajar,hanya diberi tugas saja. Apa yang terjadi? Mereka malah menyanyi-nyanyi sembari memainkan gitar. Saya merasa geram dengan perilaku mereka itu,karena itu sangat mengganggu. Bukan hanya saya yang teganggu,namun mungkin yang lain juga sepertinya terganggu. Saat saya menegur mereka,mereka malah acuh tak acuh sambil terus memainkan alat musik mereka sembari bernyanyi. Betapa tidak sakit hati saya melihatnya. Saya sangat kecewa pada mereka. Namun saya mencoba untuk tetap tenang dan tidak gegabah menegurnya,saya takut malah terjadi pertengkaran. Karena murid-murid dikelas saya sangat sensitif,jadi saya mencoba untuk berhati-hati dalam mengontrol mereka. Bila didiamkan saya takut mereka malah semakin "menjadi". Karena ini tanggung jawab saya sebagai Ketua Kelas. Tak mudah untuk menjadi seorang ketua,pusingnya minta ampun. Cobalah kalian rasakan bagaimana sulitnya menjadi seorang pemimpin,itu tak mudah. Dan mungkin itu akan membuat kalian putus asa. Kalian hanya bisa menuntut ini itu kepada seoarang pemimpin,pemimpin bukan hanya memikirkan satu orang saja tetapi juga memikirkan "Bagaimana jalan keluar yang baik untuk semua?" Silahkan anda pikirkan,seandainnnya kalian menjadi Ketua! Mungkin menurut kalian itu menyenangkan dan bisa jadi terkenal di lingkungan itu. Saya pribadi tidak mengharapkan terkenal di kelas atau di kalangan guru,saya memikirkan "Betapa berat tanggung jawab yang saya jalani" mungkin ini berlebihan,tapi coba saja...